Merindukan Sang Hujan
Aku
suka hujan, aku merindukan kehadirannya..
Hujan
selalu membawa suasana berbeda untukku, tak tahu mengapa.
Mungkin, hujan dapat
membuat suasana lebih hening.
Saat hujan turun, tiba tiba saja aku menyukainya.
Rasanya begitu indah memandang tetesan demi tetesannya yang berani membasahi telapak
tanganku, lalu jatuh ke tanah dan terserap.
Hujan
adalah sahabat setiaku, walau terkadang kebanyakan orang mendefinisikannya
sebagai pembawa kesedihan atau kegalauan. Bagiku, dia menenangkan, menyejukkan,
meski tak dapat digenggam, tapi senantiasa menemani sepiku. Hujan membuatku
terdiam.
Beberapa
hari silam, aku menantikan kehadirannya dibalik jendela kamarku. Menanti dengan
penuh harapan. Sore ini aku masih disini duduk sembari menikmati awan mendung
itu. Aku yakin hujan akan datang menemui ku.
Akhirnya
dia datang juga,, dia setia kan ?? dia mampu mendengarkan isyarat rinduku. Dia hadir
lagi disaat aku membutuhkannya.
Hujan
itu seperti kamu,,
membuatku
nyaman, menyejukkan, dan menenangkanku. Tak
dapat digenggam, sulit untuk merangkulnya, dan Hanya bisa dirasakan
kehadirannya. singgah sejenak lalu berlalu tanpa pesan. Aku selalu
mendedikasikan hujan itu adalah kamu. Karena disetiap aku merindukan hujan, itu
berarti aku juga sedang merindukanmu.
Jika
kamu ingin tahu seberapa lama aku merindukanmu, tanyakan kepada hujan. Dia tahu
semua tentang aku, tentang rasaku, dan tentang kamu. Dia tahu segalanya..
Sudah
lama aku menahan diri untuk tidak menghubungi mu, menahan mataku untuk tidak
melihatmu, menahan tanganku untuk tidak mengirimi mu sebuah pesan. Tapi hari
ini pertahananku mulai runtuh. Rindu yang terlalu lama ku pendam semakin meluap
dan akhirnya jatuh.
Hai, kamu apa kabar ?? aku harap baik
baik saja.
Hujan masih saja turun. Aku mengirimkan
pesan singkat untukmu, menceritakan suasana hatiku yang terserap oleh hujan.
Cukup lama aku menunggu engkau membalasnya, dan aku tetap menikmati hujan..
Hingga tiba masa dimana kamu benar
benar mengabaikanku..