For The First Time
Tempat
itu mengingatkanku pada suatu masa dimana hanya ada aku dan kamu. Tempatnya
sederhana, hanya terdapat sebuah tempat duduk tembok panjang serta beberapa
jenis bunga yang hidup disana. Tepatnya
didepan perpustakaan sekolah kita. Orang-orang menyebutnya ‘taman baca’. Aku masih
ingat, pada musim try out dikelas lama kita. Senyum pertama yang kamu
persembahkan kepadaku, tepatnya didepan pintu kelas, kamu berdiri santai dengan
tas coklat dipunggung. Tas coklat yang satu-satunya milikmu yang menyadari
keberadaanku dibelakangmu. Tas coklat yang setiap harinya tersenyum kepadaku
ketika aku masih tetap terjaga dibelakangmu. Pertama kalinya kamu menyapaku
dengan kata ‘hai’. Pertama kalinya aku mendengar suaramu, dimana suara itu
hanya untuk aku, untuk aku jawab, dan untuk aku pahami. Pertama kalinya aku
jalan disampingmu, begitu dekat.
Kau
tahu saat itu, jantungku rasanya ingin meninggalkan tempatnya, berlari, dan
sembunyi. Semua hal yang tak pernah ku bayangkan sebelumnya terjadi hari itu,
ditempat itu. Seharusnya aku lebih bisa mengondisikan waktu. Tapi aku malah
memperkaku suasana. Aku sendiri bingung, kalimat yang bagaimana yang harus aku
lontarkan kepadamu. Semua kalimat-kalimat yang ku rangkai tiba-tiba hilang.
Musim gugur pun belum tiba, tapi kata per kata di memory ku sudah gugur duluan.
Hari itu seakan hanya ada aku dan kamu. Tak peduli ada siapa di sekitar
kita. Seakan semuanya membisu kecuali aku dan kamu.
Tepatnya
ditaman baca, pertama kalinya kamu memberanikan diri duduk disampingku. Tidak
cukup lama kok, mungkin hanya 100 kata yang mampu terucap dari bibirmu. Bukan
hal yang istimewa yang terbahas waktu itu, hanya sekadar membicarakan tugas
akhir sekolah saja.
Yah,
pertamakalinya dalam hidupku merasakan rasa yang sedemikian rupa. Mendefinisikan
diriku sendiri waktu itupun aku tak mampu. Dan untuk pertamakalinya aku dan
kamu bisa bersama. Walau singkat waktu, hingga di duniaku sekarang masih
terbayang.
Untuk
pertamakalinya mendapat senyum
dari seseorang yang begitu lekat dalam angan.
Seseorang
itu yang kusebut kamu.