Komitmen is Bullshit
Awalnya, sebenarnya kamu tidak benar-benar suka dan nyaman kan? Kamu hanya terbawa suasana dari beberapa candaan atau cie-cie-an dari mereka yang berpendapat tentang kita. Tiba-tiba kamu menawarkan sebuah komitmen yang menurutku begitu sakral untuk dibahas asal-asalan. Dan bodohnya, aku menerima tawaran itu. Yah, meskipun masih ada ragu yang tercipta dibenakku. Semuanya tuntas kamu bahas dan rencanakan dengan matang. Tapi masih saja aku anggapnya itu asal-asalan. Kalau dibilang Bahagia, iya, aku Bahagia karena kamu orangnya. Tapi ada takutnya juga, takut kalau endingnya cuma prank dan nyakitin juga. Aku tahu, kamu jago dalam hal meyakinkan orang lain dan membuat orang lain percaya dengan semua argument yang kamu ciptakan. Buktinya, aku akhirnya percaya dan yakin sama kamu. Tapi aku bingung, kenapa kamu tiba-tiba ingin menjauh dengan alasan yang menurutku begitu klise dan agak rumit untuk diyakini. Dan akhirnya, saat kita beneran mulai berjarak. Dalam artian