Ada Rindu dibalik Surat
Saya harap kamu baik baik saja.
Sama baiknya saat saya menulis
ini.
Hai apakah kamu masih
mengingatku ?
Seorang gadis luguh, polos yang
selalu berdiri dibelakangmu.
Pasti kamu tak pernah
menyadarinya kan ?
(saya selalu dibelakangmu)
Iya, karena kamu tak pernah
berbalik ke arahku.
Tak terasa hamper 1 tahun kamu
pergi.
Selama itu saya masih sering
mengingatmu.
Saya juga masih selalu
mendoakanmu.
Kamu tidak percaya kan ?
Saya senang ! (September 2013)
Kamu masih memedulikanku, masih
memerhatikanku, masih mengingatku.
Kamu masih manis sejak pertama
kita kenal.
Tapi aku sedih ! (12 Januari
2014)
Saat kamu memutuskan untuk
menjauhiku.
Tapi entah mengapa, saya masih
merindukanmu.
Seharusnya pada saat itu, saya
sadar bahwa dari dulu hingga sekarang kamu memang tidak menginginkanku.
SAYA HARUS melupakanmu !
Menghapus semua pesan
singkatmu.
Mengubur kotak kecil tentangmu.
Rasanya sangat sulit
melakukannya.
Sama sulitnya ketika saya
berusaha memetik bintang dilangit gulita.
Saya selalu merasa kesepian.
“sesuatu yang dicapai takkan terwujud jika tak ada tindakan”
BERUSAHA
Sejauh ini saya berusaha.
Menjadi lebih terampil dalam
bergaul.
Alhamdulillah, sedikit demi
sedikit saya bisa bangkit.
Hidupku sekarang lebih
berwarna.
Disini saya banyak menemukan
cinta.
Cinta seorang TEMAN.
Mereka selalu membuatku
tertawa.
Hai,
Kamu masih terjagakan ?
menyimak keluhan konyolku.
Iya, goresan kusam ini tidak
menarik untuk dibaca olehmu.
Tak semenarik buku Bang Ippho
Santosa,
Buku pemecah rekor MURI 13
Wasiat Terlarang Dahsyat dengan Otak Kanan.
Yang pernah kamu ceritakan. (1
Januari 2012)
Saya tidak yakin kamu masih
mengingatnya.
Selamat tambah tua ya, (27
September 2013)
Saya masih ingat jelas hari
kelahiranmu.
Kamu sendiri ? masih ingat hari
kelahiranku ? atau memang tak pernah tahu ?
2 hari setelah hari
kelahiranmu, kita sempat chatting kan ?
Kamu bilang :
“… aku akan membawamu kemanapun kamu inginkan kecuali ke
akhirat …”
Ingat tidak ?
Saya harap hal itu bisa
terwujud.
Oh ya, (15 April 2014)
Kemarin saya menatap bulan,
sangat indah, bulatannya penuh, cahayanya sangat terang.
Saya sempat nitip salam untuk
kamu.
Apakah salamnya sudah sampai ?
Atau malah tersapu oleh awan,
lalu terserap oleh tanah ?
Saya seperti orang tidak waras
saja.
Saya juga tidak yakin, jika
tulisan ini sampai ditanganmu dan membacanya.
Saya hanya ingin mengungkapkan
rahasia hati yang tak sempat disampaikan angin kepadamu.
“17 Januari 2014, sms terakhir
darimu”
“17 April 2014, 3 bulan berlalu
tanpa kabarmu”
Yah, sejauh ini saya berhasil
tidak mengganggumu.
Hari ini dan seterusnya,
Saya harap kamu mulai
menghubungiku.
Menanyakan kabarku.
Saya merindukan semuanya.
Semua tentang kamu.
Dan pada akhirnya saya gagal,
Rasa itu masih saja ada.
Saya sangat merindukanmu.