Pelukan Rindu
Pukul 01.00 am masih asik bermain dengan keyboard depan
monitor.
Tugas kuliah yang begitu berat hingga aku masih terjaga
sampai saat ini.
Aku merasa jenuh dan terabaikan.
Dan aku sendiri tak tahu ingin apa diri ini.
Mungkin inilah yang disebut badmood yang sering diucapkan
para bocah masa kini.
Handpone yang sejak daritadi tergeletak dilantai, mencoba
menarik perhatianku.
Yah, akhirnya aku tertarik masuk ke dalam memory itu dan
mengajakku berkhayal.
Aku ingat saat
terjebak hujan !
Pertamakalinya aku meminjam bahu seseorang untuk sejenak melepas
lelah.
Dan saat itulah aku mengerti arti sebuah rasa nyaman.
Tak tahu kenapa, yang tercipta hanya rindu.
Di kepalaku, hanya suara rindu yang dapat mengalahkan
bisingnya bunyi detik jam dalam kamarmu yang sering aku dengar ketika kamu
menelponku.
aku masih terjaga dengan pelukan rindu itu, aku harap kamu
juga !
kamu sering cerita,
minum secangkir kopi tiap hari membuatmu selalu bersemangat.
Ternyata,
kadar kafein saat merindukanmu rupanya berkali-kali lipat lebih kuat dari pada
secangkir kopi hitam pekat yang sering kamu seduh.
Setiap paginya aku mengirimkanmu sekuntum rindu yang terbawa
angin kala ku buka jendela kamarku.
Dan terimakasih telah membalas rinduku.
Kau akan kuanggap seperti bintang dan bulan di langit malam
yang senantiasa akan kutatap tiap kali rindu itu datang.
disini,
ada wanita penyulam rindu
yang sedang menunggu untuk bertemu..