Senja
Akulah
senja,
Yang selalu
setia menunggu matahari terbenam.
Yang memberikan
keindahan saat sang surya tenggelam.
Yang memberi
kehangatan saat dingin menyelimuti tubuh.
Aku bukan
malam yang janjikan mimpi-mimpi.
Jika kau
jenuh, tataplah aku.
Walau
waktuku singkat, namun mampu membalut luka yang tersirat dimatamu.
Katakanlah, sebelum langit
diasuh sang gelap.
Agar saat
malam datang, semua kesedihan akan hilang.
“dalam
seduhan secangkir teh dengan dua sendok gula yang diaduk berlawanan arah jarum
jam, kamu bisa menyaksikan senja terbit meski sore diliputi mendung”