Aku Butuh Logika itu !
Lantas, kegilaan-kegilaan apa lagi yang akan kulakukan
jika perasaanku masih tak menentu seperti ini ??
Kamu masih ingat, 18 Februari 2012 ??
Uring-uringan
sendiri, mencari celah agar aku bisa terbebas dari rasa yang menggerogotiku
kini. Rasanya seperti ada tekanan. Seolah menahan sebuah batu besar yang nyaris
jatuh menimpaku dan aku masih saja berusaha menahannya agar batu itu tidak melukaiku,
sejauh ini masih belum berhasil. Dan kini hanya diam menguasai diriku.
Diam
bukan berarti tak tahu apa-apa, bukan karena tidak ada masalah, dan bukan juga
saat dimana kita berada dalam zona nyaman. Kebanyakan ahli filsafat mengartikan
seperti itu.
Dalam
diam, pikiranku justru sangat sibuk melawan setiap tekanan dihatiku. Menahan setiap
emosi jiwa yang terus mencercaku. Hanya kepada helaian kertas aku bercerita. Meluapkan
semua emosi. Aku kacau, tak beraturan. Dan aku pikir semuanya karena aku tak
bisa mengalihkan rasaku terhadapmu.
Dan
hari itu, ada surat untukmu. Tapi isinya hanya 3 kata. Aku sendiri yang
menaruhnya di motormu. Apakah kau
membacanya ?? apakah kau tahu itu aku ?? atau mungkin kamu malah membuangnya …uh
miris !!
Aku
sendiri belum bisa mengontrol kegilaanku. Lagi-lagi aku digerakkan oleh hatiku
sendiri. Dan aku harap kamu tidak mengetahuinya. Aku mungkin akan sangat malu jika
kamu benar-benar tahu jika pengirimnya adalah aku.
Logika
ku nyaris terkalahkan oleh rasa ini. Begitu sulit menyeimbangkan antara logika
dan perasaan. Keduanya bekerja secara bertentangan. Sulitnya, seperti
menyatukan minyak dan air.
Dan
sekarang aku butuh logika itu !