Dengan Jarak 5 Meter Saja

Aku
mengagumi semua yang kamu lakukan. Aku mengagumi setiap perkataan manis dalam
pesan singkat itu. Seorang pangeran yang telah mengubah duniaku jadi lebih
baik.
yah
. . pangeran itu adalah kamu !
pagi
pagi sekali sebelum kamu datang, aku sudah tiba di sekolah. Aku selalu duduk di
kursi panjang depan kelas kita. Aku selalu menanti kedatanganmu berharap aku
adalah orang pertama yang kau sapa di pagi yang cerah itu dengan senyum indahmu.
Tapi kamu tak pernah menyapaku, kamu hanya berlalu seolah-olah kamu tak
mengetahui ada aku disini yang selalu menanti. Kamu selayak angin yang berlalu
begitu saja.
Sepulang
sekolah, aku selalu menunggumu pulang lebih dahulu dibanding aku. Aku sering
mengotak atik laci mejamu, aku juga sering memerhatikanmu mencoret coret kertas
disaat pelajaran sedang berlangsung. Kertas kertas itu kamu tumpuk di laci
mejamu. Kamu pasti heran kan ? ketika kamu mencari semua kertas itu esok
harinya. Kamu tahu tidak, aku lah yang mengambil kertas itu. Aku sengaja
mengambilnya, aku mengoleksi semua gambar atau coretanmu. Maaf, aku
mengambilnya diam-diam tanpa sepengetahuanmu.Walaupun itu hanya gambar dan
coretan biasa, aku sudah sangat senang memilikinya. Dan sampai sekarang kertas
itu masih tertata rapi.
Aku selalu
memerhatikanmu, dengan jarak lima meter saja aku sudah bisa mendeteksi
keberadaanmu.
Aku
bisa mendengar tawa renyahmu dengan jarak lima meter saja.
Dan aku
juga tahu langkah kakimu seperti apa.
Jika
aku adalah wanita buta, aku pasti bisa tahu kehadiranmu dengan mendengar
langkah kakimu saja. Semuanya telah terekam rapi dalam ingatanku.